Apa itu penggelapan uang? Penggelapan itu sendiri
yaitu, dimilikinya suatu benda terjadi bukan karena perbuatan yang melawan
hukum (bukan karena perbuatan yang tidak sah), melainkan karena suatu perbuatan
yang sah (bukan karena kejahatan). Perbuatan dimilikinya barang itu dilakukan
dengan kesadaran bahwa sipemberi dan penerima barang sama-sama menyadari
perbuatan mereka, namun pada akhirnya dimilikinya benda tersebut oleh penerima
barang dipandang sebagai perbuatan yang tidak dikehendaki (melawan hukum).
Berikut merupakan contoh kasus dari penggelapan uang :
CONTOH
KASUS
Pada
tahun 1982 telah terjadi penggelapan uang di bank melalui komputer sebagaimana
diberitakan “Suara Pembaharuan” edisi 10 Januari 1991 tentang dua orang
mahasiswa yang membobol uang dari sebuah bank swasta di Jakarta sebanyak Rp.
372.100.000,00 dengan menggunakan sarana komputer. Perkembangan lebih lanjut
dari teknologi komputer adalah berupa computer network yang
kemudian melahirkan suatu ruang komunikasi dan informasi global yang dikenal
dengan internet.
I.
PELAKU
: Indetitas tidak diketahui
MOTIF/MODUS : Murni kriminal
METODE : Kejahatan jenis ini
biasanya menggunakan internet hanya sebagai sarana kejahatan.
II.
KORBAN
: Para nasabah bank
AKIBAT YANG DIALAMI KORBAN :
Materi, berupa uang.
III.
PENYIDIK
: Penyelesaiannya, karena kejahatan ini termasuk penggelapan uang pada bank
dengan menggunaka komputer sebagai alat melakukan kejahatan. Sesuai dengan
undang-undang yang ada di Indonesia maka, orang tersebut diancam dengan pasal
362 KUHP atau Pasal 378 KUHP, tergantung dari modus perbuatan yang dilakukannya
IV.
PASAL
:
- pasal 362 KUHP : barang siapa dengan sengaja mengambil barang yang sepenuhnya atau sebagian milik orang lain dengan melawan hukum maka dihukum sebagai pencurian dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 th atau denda paling banyak Rp. 900,00
- pasal 378 KUHP : "Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat ataupun dengan rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan sesuatu benda kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama 4 tahun."
SUMBER
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar